PROSES
PEMBUATAN REMPEYEK PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DI DESA TULUNGREJO KECAMATAN
BUMIAJI BATU
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
Disususn Oleh :
ISAAC PEREIRA
2007340021

PROGRAM
STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2012
1.1. Latar Belakang
Industri
pangan di Indonesia dari tahun ke tahun selalu berperan penting dalam
pembangunan industri nasional, perkembangan industri pangan ini ditandai oleh
berkembangnya beberapa jenis industri yang mengolah bahan baku yang berasal
dari sektor pertanian.
Peningkatan
permintaan produk pertanian yang begitu cepat dan adanya persaingan maka
diperlukan inovasi terhadap produk olahan yang terus menerus dalam hal jenis,
bentuk, kemasan, teknik pemasaran maupun mutu produk yang dihasilkan secara
terpadu. Industri juga dituntut untuk dapat menyediakan produk pangan yang
menarik, bergizi, aman dan memiliki harga jual yang terjangkau dikalangan
masyarakat.
Keadaan
masyarakat merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan pembangunan
industri pangan. Keadaan masyarakat menengah kebawah cenderung untuk
mengkonsumsi makanan yang terjangkau olehnya tanpa mengedepankan nilai gizinya,
oleh karena itu, upaya penganekaragaman pangan yang murah dan bergizi sangat
diperlukan untuk mewujudkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga dan mendorong
berkembangannya industri pangan berskala kecil, yang berorientasi pada sumber
daya lokal yang sekaligus dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang
positif di daerahnya.
Rempeyek
merupakan salah satu makanan ringan yang sudah sangat akrab bagi Indonesia.
Segmen pasar rempeyek sangat luas, mulai dari masyarakat desa sampai kota,
masyarakat menengah ke bawah sampai masyarakat menengah ke atas. Rempeyak
merupakan makanan yang khas dan bila dibuat lebih menarik serta dikreasikan
taburan isinya maka harga jual rempeyek akan menjadi meningkat.
|
Pembuatan rempeyek membutuhkan
kesabaran dan ketepatan takaran bahan agar bisa menghasilkan rempeyek yang
gurih dan enak. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan khusus yang mengejalani dan
mempraktekkan proses pembuatan rempeyek pada skala rumah tangga.
1.2. Tujuan Praktek Kerja Lapang
Mengetahui,
mempelajari dan mempraktekkan proses pembuatan rempeyek pada skala rumah tangga
di Kecamatan Bumiaji Batu.
1.3. Manfaat
Manfaat kerja lapangan ini diharapkan
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman kerja agar nantinya dapat diterapkan
ditengah-tengah masyarakat terutama setelah lulus sarjana.
2.1. Rempeyek
Rempeyek sebagai sejenis makanan pelengkap
dari kelompok gorengan. Secara umum, rempeyek adalah gorengan tepung beras dan tepung tapioka yang dicampur dengan air hingga
membentuk adonan kental, diberi bumbu (terutama garam dan bawang putih), dan banyak rempeyek yang diberi bahan pengisi yang khas, biasanya biji kacang tanah, kacang ijo, kedelai, ketumbar, dan lain-lain. Peran tepung di sini
adalah sebagai pengikat, pengisi dapat juga bahan pangan hewani berukuran
kecil, seperti ikan teri, ebi, udang kecil, jingking, atau laron (Ayi, 2008).
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan pada
pembuatan berbagai jenis rempeyek yaitu tekstur, warna, kandungan minyak dan
masa simpannya untuk mempertahankan mutu sensoriknya. Semua faktor tersebut
selain tergantung pada sifat bahan dasar juga tergantung pada proses
pengolahannya (Tursilawati, 1999).
Dalam pembuatan rempeyek adalah pembuatan
adonan tepung tapioka dan tepung beras berbentuk pasta cair atau encer.
Pembuatan adonan terdiri dari campuran tepung beras dan tapioka, bumbu
seperti bawang putih, ketumbar, kunyit, santan kelapa, kemiri, dan garam halus
(Sutrisniati et al., 1995). Pati tapioka dengan adanya sejumlah air
dingin dapat membentuk pasta, tetapi granula-granula patinya akan segera
mengendap secara perlahan dan tidak terdispersi terus menerus. Menurut Herlina
(1999) granula–granula pati akan mengembang karena menyerap air dengan adanya
pemanasan, sehingga tahap selanjutnya yaitu penggorengan menjadi sangat penting
dalam menentukan kualitas rempeyek yang dihasilkan. Suhu penggorengan yang
digunakan dalam pembuatan rempeyeek yaitu suhu ruangan selama proses
pengorengan.
|
2.2. Bahan Baku Pembuatan
Rempeyek
2.2.1. Tepung Tapioka
Tepung
tapioka merupakan tepung hasil olahan ubi kayu setelah melalui proses
pengupasan, penghancuran, ekstrasi, penyaringan, penyedapan dan pengeringan
(Tjokrodikoesoemo, 1993). Tepung tapioka adalah granula pati yang banyak
terdapat dalam sel ubikayu. Tepung tapioka mengandung amilosa 17% dan
amilopektin 83% dengan ukuran granula 3-35 μm. Selisih antara amilosa dan
amilopektin yang cukup tinggi ini, menyebabkan proses penyerapan air selama
pemasakan cukup tinggi. Berdasarkan besar kecilnya air yang diserap dalam
granula pati, akan menentukan daya kembang pada saat pemasakan. Semakin tinggi
air terikat, semakin besar pula daya kembangnya. Kelebihan tepung tapioka
adalah warnanya putih, mengandung mikroba rendah serta daya kembangnya yang
tinggi (Ernawati, 2003). Komposisi penyusun tepung tapioka, dapat lihat pada
tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Penyusun Tepung Tapioka
|
Komponen
|
Nilai per 100 gram
|
|
Kalori (kal)
|
362
|
|
Protein (gr)
|
0,5
|
|
Lamak (gr)
|
0,3
|
|
Karbohidrat (gr)
|
86,9
|
|
Air (mg)
|
12%
|
Sumber
: Cahayaningrum (2001)
2.2.2. Tepung Beras
Tepung yang dibuat dari beras yang
digiling/dihaluskan. Warnanya putih, bila diraba dengan jari, tepung beras akan
terasa lebih lembut dan halus dibandingkan dengan tepung lain. Biasa digunakan
untuk penganan tradisional. Tepung
beras sangat penting dalam pembuatan kue-kue indonesia, maka tepung beras sangat
penting juga bagi rempeyek. Hal ini
menjadikannya sebagai 100% makanan alami dan mudah dalam penyajiannya. Tepung beras dapat diolah dengan berbagai macam
variasi resep agar tidak membosankan dan sajian akan selalu terasa lebih nikmat
(Faridah, 2008:454).
2.2.3. Air
Air juga berfungsi sebagai pelarut makanan
lainya sehingga dapat tercampur baik dengan adonan, kandungan air didalam
adonan keripik biasanya bervariasi antara 39 – 44% (Kumulaningsih, dkk 2001).
Di
dalam bahan makanan, air merupakan komponen penting yang dapat mempengaruhi
kenampakan, tekstur, serta citarasa makanan (Winarno, 1989). Air untuk industri
pangan setidaknya harus memenuhi standar mutu yang diperlukan untuk air minum
pada kebutuhan sehari-hari (Suharjo, 1980).
Air berfungsi sebagai media
glutein dengan karbohidrat, larutan garam dan membentuk sifat kenyal glutein.
Air yang digunakan sebaiknya memiliki pH 6 – 9. makin tinggi pH air maka roti
yang dihasilkan baik karena absorbsi air meningkat dengan meningkatnya pH.
Selain pH, air yang digunakan harus air yang memenuhi persyaratan sebagai air
minum, diantaranya tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa (Astawan,
2006).
2.2.4. Garam
Merupakan
olahan dari hasil laut. Garam mempunyai peranam penting dalam proses memasak
baik untuk menyedapkan maupun mengawetkan makanan. Garam bersifat higroskopis
dan mematikam mikroorganisme. Penambahan garam berguna untuk meningkatkan cita
rasa, terutama memberikan rasa asin sehingga dapat memperlambat pertumbuhan
jamur hingga pada produk akhir, dimana komponen utama dalam garam adalah
Natrium klorida (NaCl) (Winarno, 1992).
Penambahan
garam berpengauh terhadap pengeringan, karena garam bertindak sebagai
penyeleksi terhadap mikroba yang tumbuh, pada kadar garam di atas 5%
pertumbuhan mikroba dapat dihambat (Desrosier, 1988) Garam juga dapat
meningkatkan suhu gelatinisasi karena dapat mengikat air sehingga pembengkakan
butir pati terhambat (Winarno, 1992).
Garam
juga mempengaruhi aktivitas air (aw) dari bahan, jadi mengendalikan pertumbuhan
mikroorganisme dengan suatu metoda yang bebas dari pengaruh racunnya. Garam
ditambahkan terutama sebagai bahan flavor tetapi juga untuk memperbaiki tekstur
sosis dan daya awet (Buckle, et al, 1987)
2.2.5. Minyak Goreng
Minyak Goreng merupakan medium pengorengan
bahan pangan dalam, pengorengan minyak berfungsi sebagai medium penghantar
panas, menambah cita rasa gurih, meningkatkan nilai gizi dan kalori dalam bahan
pangan. Minyak goreng yang baik adalah minyak nabati yang hidrogenasi dengan
titik cair 35oC sampai 45oC seperti minyak kelapa sawit
(Ketaren, 1986).
2.3. Bahan Tambahan Pembuatan Rempeyek
2.3.1. Bawang Putih (Allium sativum L.)
Bawang
putih yang paling utama dimanfaatkan sebagai sebagai bumbu penyedap masakan
modern sampai sekarang tidak tergoyahkan oleh penyedap masakan modern yang
banyak kita temui di pasaran yang dikemas sedemikian menariknya (Syamsiah dan
Tajudin, 2003). Umbi bawang putih mengandung sejenis minyak atsiri sehingga
dapat digunakan sebagai obat (Budi Santosa 1988), dan zat-zat kimia yang
terdapat pada bawang putih adalah Allicin yang berperan memberi aroma
pada bawang putih sekaligus berperan ganda membunuh bakteri gram positif maupun
bakteri gram negatif karena mempunyai gugus asam amino para amino benzoat,
sedangkan Scordinin berupa senyawa kompleks thioglosida yang berfungsi
sebagai antioksidan dan pertumbuhan. Bawang putih juga digunakan sebagai bahan
obat (Trubus 2010).
Tabel 2.
Kandungan Gizi Bawang Putih
|
Komposisi
|
Nilai Gizi
|
|
Protein
|
4,5 gr
|
|
Lemak
|
0,20 gr
|
|
Fosfour
|
134
mg
|
|
Besi
|
1 mg
|
|
Vitamin B1
|
0,22 mg
|
|
Vitamin C
|
15 mg
|
|
Air
|
71 gr
|
|
Kalori
|
95 kal
|
|
Hidrat Arang
|
23,10 gr
|
Sumber : Kumalangsih 2001
2.3.2. Kemiri (Aleurites Moluccana)
Kemiri termasuk bumbu dapur
yang banyak dicari karena memberi manfaat bagi kehidupan selain untuk pelezat
masakan. Kemiri (Aleurites moluccana),
adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan sebagai menambah lezat masakan. Rempah putih berbentuk bulat
ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan bumbu. Tumbuhan ini masih
sekerabat dengan singkong dan termasuk dalam suku Euphorbiaceae. Dalam perdagangan antar negara dikenal
sebagai candleberry, Indian walnut, serta candlenut. Pohonnya disebut sebagai
varnish tree atau kukui nut tree. Kemiri memang sering digunakan dalam masakan
Indonesia dan Malaysia.
Buah kemiri (Aleurites moluccana) juga diyakini
berkhasiat mengobati buang air besar yang berdarah, diare, disentri, sakit
perut, sembelit, demam, sariawan, dan sakit gigi. Kemiri mengandung zat gizi
dan nongizi. Kandungan zat gizi mikro
yang terdapat dalam kemiri contohnya protein, lemak, dan karbohidrat. Zat
nongizi dalam kemiri misalnya saponin, falvonoida, dan polifenol. Mineral yang
dominan dalam kemiri adalah kalium, fosfor, magnesium, dan kalsium. Juga
terkandung zat besi, seng, tembaga, dan selenium, dalam jumlah sedikit. Protein
pada biji kemiri terdiri dari asam amino esensial maupun nonesensial. Fungsi
asam amino esensial antara lain untuk pertumbuhan karena asam amino terdapat di
semua jaringan dan membentuk protein dan antibodi. Asam amino nonesensial yang
menonjol pada kemiri, yaitu asam glutamat dan asam aspartat. Keberadaan asam
glutamat yang memberikan rasa nikmat ketika kemiri digunakan sebagai bumbu.
2.3.3. Ketumbar
Ketumbar (Coriandum sativum)
merupakan rempah yang populer terutama daun dan bijinya (Williams et al.,
1996). Ketumbar merupakan salah satu jenis rempah-rempah yang sangat dikenal di
dunia. Aroma dan rasa ketumbar sangat khas dan melezatkan masakan, tetapi tidak
terlalu tajam di lidah. Selain sebagai bumbu, ketumbar juga dapat digunakan
sebagai komponen obat (Hadipoentyanti dan L.Udarno, 2002). Konon, khasiat
ketumbar sebagai penyembuh penyakit telah tercatat dalam ensiklopedi Jawa Serat
Centhini dan Tembangraras. Komposisi zat gizi biji dan daun ketumbar
dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 3.
Komposisi Zat Gizi Per 100 gram Biji dan
Daun Ketumbar
|
Komposisi Zat Gizi
|
Biji Ketumbar
|
Daun Ketumbar
|
|
Energi (kkal)
|
404
|
23
|
|
Protein
(g)
|
14,1
|
2,13
|
|
Lemak
(g)
|
16,1
|
0,52
|
|
Karbohidrat (g)
|
54,2
|
3,67
|
|
Kalsium (mg)
|
630
|
67
|
|
Fosfor
(mg)
|
370
|
48
|
|
Besi
(mg)
|
17,9
|
1,37
|
|
Vitamin A (SI)
|
1.570
|
6.748
|
|
Vitamin B1 (mg)
|
0,20
|
0,067
|
|
Vitamin C (mg)
|
0
|
27
|
|
Air
(g)
|
11,2
|
92,2
|
Sumber: *) Direktorat Gizi,
Depkes (2004)
**) www.happyjuicer.com (2009)
2.3.4. Santan Kelapa
Buah kelapa biasanya dimanfaatkan sebagai bahan pangan, salah satunya
adalah untuk pembuatan santan yang bisa menimbulkan rasa gurih jika dicampur
dengan bahan pangan yang lain menjadi suatu masakan tertentu. Santan kelapa
adalah cairan putih kental yang dihasilkan dari daging kelapa yang diparut dan
kemudian diperas setelah ditambahkan air. Santan mempunyai rasa lemak dan
digunakan sebagai perasa yang menyedapkan masakan menjadi gurih. Santan kelapa
biasanya bertahan kurang dari sepuluh jam dalam suhu ruang 25oC-30oC
dan bisa bertahan lebih dari dua puluh empat jam dalam lemari es. Santan juga
mudah rusak jika dipanaskan pada suhu yang relatif tinggi. Hal ini biasanya
tidak diinginkan, untuk mengatasi masalah ini biasanya santan terus diaduk
selama pemanasan ketika santan mulai mendidih, (Barbosa-Canovas dan
Vega-Mercado 1996). Santan kelapa mengandung tiga nutrisi utama, yaitu lemak
sebesar 88,3%, protein sebesar 6,1% dan karbohidrat sebesar 5,6% (Faridah, 2008:463).
2.3.5. Gula Pasir
Gula memiliki kemampuan untuk
memberi stabilitas mikroorganisme pada suatu produk jika diberi konsetrasi yang
cukup. Penggunaan gula dalam bahan pangan karena daya larut gula yang tinggi
serta kemampuan mengurangi keseimbangan relative (ERH) dan mengikat ion-ion.
Penambahan gula berguna untuk meningkatkan cita rasa pada makanan. Pada
konsentrasi tinggi gula pada mencegah pertumbuahan mikroba sehingga dapat
digunakan sebagai bahan pengawet (Winarno, 1992).
2.3.6. Telur
Telur
merupakan suatu bahan pangan yang mempunyai kualitas protein terbaik jika
dibandingakan dari bahan pangan lainnya dan mengandung beberapa vitamin dan
mineral seperti vitamin A, riboflvin, asam folik, vitamin B6, B12, khalin, zat
besi, kalsium, fosfor dan fotossium. Seluruh vitamin A, D dan E terdapat pada
kuning telur. Kuning telur yang besar mengandung sekitar 60 kalori, sedang
putih telur mengandung 15 kalori. Kuning telur yang besar juga mengandung lebih
dari 2/3 kebutuhan kolestrol yang direkomendasikan untuk kebutuhan tubuh
sehari-hari (Indarto, 1999).
Tabel 4. Komposisi Kimia Telur Ayam
Segar
|
Telur Ayam Segar
|
||||
|
Utuh
|
Putih Telur
|
Kuning Telur
|
|||
|
Kalori (kkal)
|
162
|
50
|
361
|
||
|
Air (gr)
|
74
|
87,8
|
49,4
|
||
|
Protein (gr)
|
12,8
|
19,8
|
16,3
|
||
|
Lamak (gr)
|
11,5
|
0
|
31,9
|
||
|
Karbohidrat (gr)
|
0,7
|
0,8
|
0,7
|
||
|
Kalsium (mg)
|
54
|
6
|
147
|
||
|
Phosphor (mg)
|
180
|
17
|
586
|
||
|
Vitamin A (SI)
|
900
|
0
|
2000
|
||
Sumber : Sirait (1986)
2.4. Bahan Pengisi Rempeyek
Bahan pengisi rempeyek digunakan sebagai bahan
pembantu dalam pembuatan berbagai jenis rempeyek untuk meningkatkan cita rasa
dan variasi produk yang dihasilkan. Bahan pengisi yang sering digunakan dalam
pembuatan rempeyek antara lain kedelai, kacang hijau, udang, ketumbar, kacang
tanah. Semua bahan kemudian dicampur dengan adonan, baru kemudian digoreng
(Puratos, 2004).
2.5. Proses Pembuatan Rempeyek
2.5.1. Pemilihan Bahan Baku
Bahan baku merupakan faktor yang menentukkan dalam
proses produksi atau pembuatan bahan makanan. Jika bahan baku yang digunakan
mutunya baik maka diharapkan produk yang dihasilkan juga berkualitas. Evaluasi
mutu dilakuakan untuk menjaga agar bahan yang digunakan dapat sesuai dengan
syarat mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan, sehingga dihasilkan produk
yang sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan (Kamarijani, 1983).
Bahan baku yang dipilih untuk pengisi pembuatan
rempeyek harus benar-benar kering dan disebabkan tingkat kematangan biji kacang tanah, kacang ijo, kedelai, ketumbar, dan lain-lain, yang tidak seragam saat
pemetikan (Puratos, 2004).
2.5.2. Pembersihan
Sortasi
dilakukan untuk memilih bahan yang sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan, proses ini dilakukan secara manual, pembersihan dilakukan untuk
menghilangkan kotoran yang menempel selama pemanenan (Rukmana, 1995). Bahan
pengisi rempeyek harus dibersihkan kotoran-kotoran yang masih tercampur dalam bahan pengisi (Rukmana 2002).
2.5.3. Penimbangan
Semua bahan ditimbang sesuai
dengan formula. Penimbangan bahan harus dilakukan dengan benar agar tidak
terjadi kesalahan dalam penggunaan jumlah bahan. Bahan pengisi, garam, dan
bahan tambahan makanan merupakan bahan yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit,
tetapi sangat penting agar dihasilkan rempeyek yang berkualitas baik sehingga
harus diukur dengan teliti. Dalam penimbangan, sebaiknya tidak menggunakan
sendok atau cangkir sebagai takaran (Mujajanto, 2004).
2.5.4. Pencampuran (Mixing)
Proses
selanjutnya adalah pencampuran tepung beras, tepung kanji/tepung tapioka dengan
larutan santan kelapa tujuannya agar adonan tercampur dengan rata.
Tambahkan bumbu pada rempeyek bertujuan
untuk meningkatkan dan memodifikasi flavor. Selain itu bumbu juga dapat
berfungsi sebagai pengawet. Beberapa bumbu mempunyai sifat sebagai antioksidan,
sehingga dapat menghambat perkembangan ransiditas (Urbain, 1971; Forest et
al., 1975 dalam Soeparno, 1992). Bumbu yang digunakan dalam pembuatan
rempeyek adalah bawang putih, kemiri, daun jeruk nipis, garam dan santan kelapa
(Sutrisniati et al., 1995).
2.5.5. Pengorengan
Minyak yang digunakan untuk mengoreng
berfungsi sebagai medium pindah panas dan menberihkan flavor (perpaduan rasa
dan aroma) tertentu pada produk akhir.
Menurut Fellows (1990) penggorengan merupakan suatu unit operasi yang
digunakan untuk mengubah eating quality suatu makanan. Penggorengan juga
mempunyai efek preservatif yaitu dengan adanya destruksi termal organisme dan
enzim, pengurangan Aw pada permukaan makanan atau seluruh bagian permukaan
makanan. Proses utama yang terjadi selama penggorengan adalah perpindahan panas
dan massa, dengan minyak yang berfungsi sebagai media penghantar panas
(Moreira, 1999). Panas yang diterima bahan akan dipergunakan untuk berbagai
keperluan antara lain untuk penguapan air, gelatinisasi pati, denaturasi
protein, pencokelatan dan karamelisasi. Dalam perlakuan ini sebagian air akan
menguap dan ruang kosong yang semula diisi air akan diisi dengan minyak (Weiss,
1983).
2.5.6. Pengemasan
Pengemasan merupakan suatu tempat atau
wadah yang digunakan untuk mengemas suatu produk, yang telah dilengkapi dengan
tulisan, label dan keterangan lain yang menjelaskan isi, kegunaan lain –
lainnya yang dirasa perlu disampaikan kepada para konsumen. Pengemsan disebut
juga pembungkusan, wadah atau pengepak yang mempunyai peranan penting didalam
pangawetan bahan pangan. Rempeyek ketumbar dapat dikemas dalam kemasan kantong
plastik dengan ukuran 115 gram yang dilengkapi labelnya.
3.1. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan
Praktek kerja lapang (PKL) ini
dilaksanakan diindustri rumah tangga yang bertempat dijalan Gondang, Kecamatan
Bumiaji, Desa Tulungrejo Batu dimulai 05 April sampai 05 Mei 2012.
3.2. Metode Pengambilan Data
Prakter Kerja Lapang
Praktek kerja lapang berpatisipasi secara
langsung dalam melakukan semua kegiatan yang menyangkut aktivitas industri
terutama pada proses pembuatan rempeyek yang akan digunakan untuk praktek kerja
lapang. Ada dua jenis yang jenis data yang akan diperoleh dalam kegiatan
praktek kerja lapang ini yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh dari wawancara
langsung dengan pembimbing atau sumbernya. Untuk perolehan data primer
dilakukan dengan pengamatan, melibatkan secara langsung pada proses pembuatan
rempeyek serta observasi dan mencatat rentetan prosenya. Beberapa data primer
yang diambil yaitu jenis bahan yang akan digunkan, jenis alat volume bahan yang
diproses. Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari beberapa
pustaka yang berkaitan dengan judul praktek kerja lapang.
|
4.1.Sejarah Bedirinya Perusahaan
Fauzi
Perusahan
Fauzi didirikan pada tahun 2000 oleh ibu Susi Fauziah lahir pada tahun 1973 dengan
suami Aminudin salin lahir pada tahun 1972, dengan alamat perusahaan di jalan
Pangeran Diponegoro RT 04 RW 01 Gondang, desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji,
kota Batu. Peusahaan ini pertama dijalani dengan modal yang seadanya dan dengan
keberaniannya untuk mencoba mengambil resiko maka pendiri memutuskan untuk
serius mangcakupi usaha tersebut. Awal berdirinya usaha ini hanya kalangan
anggota keluarga.
Pada
tahun 2002 perusahaan ini dilengkapi dengan kegiatan usaha (KBLI) industri
kerupuk, keripik, peyek dan jenisnya (C 10794) dengan nomor pokok wajib atau
tanda pendaftaran perusahaan NPWP.34.528.486.3-628.000 dan nomor induk
pendaftaran dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan dengan SK
No.1338.10794.042. Pada tanggal 30 April 2003 perusahaan ini dilengkapi dengan Surat
Izin Produksi Pangan Rumah Tangga
(SPP-IRT) Berdasarkan Surat Keputusan Badan Pegawai Obat Dan Makanan Republik
Indonesia dengan bernomor HK. 00.05.5.1640 dan dilengkapi dengan SK dari Depkes
dengan bernomor P-IRT No.215357901167.
4.2.Lokasi Perusahaan
Lokasi
perusahaan sangatlah penting bagi perusahaan, karena akan mempengaruhi
kedudukan perusahaan dalam persaingan dan menentukkan kelangsungan hidup
perusahaan. Penentuan lokasi perusahaan tidaklah semudah yang dibayangkan
karena letak perusahaan akan mempengaruhi biaya produksi dan distribusi barang.
Tujuan penentuan lokasi perusahaan dengan tepat adalah untuk dapat membantu
perusahaan agar dapat beroperasi dengan lancer, efektif, dan efisien serta
menunjang perkembangan perusahaan (Assari, 1999).
|
Penentuan
lokasi perusahaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi
kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankan aktivitas usahanya. Oleh karena
itu, penentuan lokasi harus dilakukan secara seksama melalui pertimbangan dan
perencanaan yang cermat. Semua faktor yang ada hubungannya dengan perusahaan
harus di pertimbangkan baik buruknya, karena jika terjadi kesalahan dalam
penentuan lokasi perusahaan akan berakibat tidak baik bagi perusahaan yang menempatinya.
Adapun faktor yang
menjadi pertimbangan dalam penentuan lokasi perusahaan adalah:
1.
Bahan Baku
Lokasi
perusahaan kurang strategis, karena masuk ke dalam gang sekitar ± 30 meter
menuju lokasi perusahaan dan semua bahan baku dipesang oleh perusahaan yaitu
tempe, tepung tapioka dan tepung beras. Untuk bahan pengisi dan bumbu-bumbu
penyedap rasanya yaitu pemilik perusahan langsung beli di pasar tradisional
kota Batu dan kota Malang karena bahan-bahan tersebut murah dan mudah didapat.
2.
Kondisi Bangunan dan Ruangan
Bangunan
mempunyai arti yang sangat penting bagi suatu unit pengolahan atau pembuatan
bahan makanan. Bangunan atau ruangan memiliki fungsi untuk melindungi proses
pembuatan, bahan baku, bahan pengisi, pekerja, dan peralatan yang disebabkan
oleh faktor lingkungan seprti sinar matahari, perubahan cuaca dan hujan. Agar
memenuhi fungsi tersebut, bangunan harus dirancang dengan bagus dan konstruksi
yang kuat gengan memperhatikan sanitasi yang memungkinkan proses produksi atau
proses pembuatan bahan makanan berjalan dengan baik.
3.
Pasar
Lokasi
perusahaan rempeyek Fauzi dekat dengan daerah pemasaran dengan alasan
mempercepat pelayanan terhadap konsumen atau mempercepat produk ke konsumen.
4.
Listrik dan Air
Kebutuhan
tenaga listrik dan air untuk keperluan proses pembuatan baik menjalankan mesin,
maupun penerangan sebagai sumber energi dapat diperoleh dengan mudah. Kebutuhan
tenaga listrik di perusahaan rempeyek Fauzi menggunakan untuk memblender bumbu,
mesin mengiris tempe, untuk sealer sebagai alat untuk pengepresan bahan
pengemas.
5.
Tenaga Kerja
Tenaga
kerja yang ada pada perusahaan rempeyek Fauzi berjumlah 10 orang rata-rata
wanita dan pria hanya satu yaitu kepala keluarga rumah tangga dengan Bapak Aminudin
Salin merupakan tenaga kerja yang diambil dari sebagian anggota keluarga dan
masyarakat sekitar perusahaan.
Tenaga
kerja terdiri dari tenaga kerja wanita. Tenaga kerja pria hanya satu yaitu kepala
keluarga rumah tangga yang hanya membantu untuk mencari bahan pengisi dan
bumbu. Untuk tenaga kerja wanita 4 orang bagian pengorengan, 4 orang bagian
pengemasan 2 orang bagian membersihkan bahan pengisi rempeyek dan mengiris
tempe, pemilik perusahaan Fauzi hanya bagian menghaluskan bumbu-bumbu atau
memblenderkan bumbu-bumbu.
Tenaga
kerja ini dibayar berdasarkan sistem borongan sehingga upah yang terima sesuai
dengan masing-masing bagian produksi, bagian pengiris dan bagian pengemasan dan
upah yang diterima antara Rp 15.000 - 28.000 perhari. Upah tenaga kerja
borongan diberikan setiap minggu. Karyawan bekerja setiap hari jam kerjanya itu
hari senin sampai hari sabtu kecuali hari minggu atau hari besar. Jam kerja
dimulai pukul 04.00 WIB-15.00 WIB. Pada saat permintaan tinggi, waktu kerja
bisa sampai jam 17.00 WIB dan tenaga kerja mengapat gaji atau upah tambahan.
5.1. Bahan Dan Alat
5.1.1. Bahan
Bahan baku dan bahan tambahan yang digunakan untuk
proses pembuatan bebrapa jenis rempeyek antara lain;
1.
Tepung
Beras
Tepung beras merupakan tepung yang diperoleh dari
hasil proses penggilingan beras. Beras sendiri adalah bagian butir padi atau
gaba yang telah dipisah dari sekam. Sekam (Jawa merang) secara anatomi
disebut palea yaitu bagian yang ditutupi dan lemma adalah bagian
yang menutupi. Tepung beras dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan
berbagai jesnis produk olahan yaitu pembuatan bihun, roti, aneka macam kue
kering, dan aneka macam makanan kecil seperti kue mangkuk, putu, talam ebi, kue
lapis dan serabi serta beberapa jenis olahan termasuk rempeyek.
2.
Tepung
Tapioka
|
Menurut Haryadi (1993), pengembangan kerupuk atau
kerupuk dipengaruhi oleh kadar amilopektin yang terdapat dalam pati tapioka.
Umumnya semakin tinggi kadar amilopektin, kerupuk makin besar mengembang.
3.
Garam
Garam berfungsi untuk menambah citarasa,
meningkatkan aroma, memperkuat komponen adonan dan memperlambat pertumbuhan
jamur hingga pada produksi akhir. Komponen utama dari garam adalah natrium
klorida (NaCl), (Winarno,1992). Garam merupakan salah satu bahan pangan yang
sangat berperang dalam pengawetan pangan.
Garam mempunyai pengaruh
penting dalam proses pengeringan dan garam bertindak sebagai penyeleksi
terhadap mikroba yang tumbuh. Pertumbuhan mikroba di hambat oleh garam dengan
kadar garam di atas 5% (Desroiser, 1988). Garam juga dapat meningkatkan suhu
gelatinisasi karena dapat mengikat air sehingga pembengkakan butir pati
terlambat. (Winarno, 1992).
4.
Bawang
Putih
Bawang putih sebagai bumbu atau adonan
masak dimana hampir semua masakan mengunakan bawang putih (Wibowo, 1994).
Bawang putih yang paling utama di manfaatkan sebagai bahan penyedap beberapa
jenis makanan. Pengunaan bawang putih mengandung zat anti biotik yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri dan cendawan tertentu (1985).
5.
Kunyit
Kunyit yang memunyai nama
latin Curcuma domestica Val. merupakan tanaman yang mudah diperbanyak
dengan stek rimpang dengan ukuran 20-25 gram stek. Bibit rimpang harus cukup
tua.
Kunyit merupakan salah satu
tumbuhan yang banyak digunakan masyarakat. Rimpang kunyit terutama digunakan
untuk keperluan dapur sebagai bumbu, zat warna makanan, kosmetika maupun dalam
pengobatan tradisional.
6.
Air
Air merupakan komponen penting dalam bahan
makanan karena air dapat menpengaruhi kenampakan, tekstur serta citarasa
makanan. Bahkan dalam bahan makanan kering sekalipun seperti buah kering tepung
serta bijian yang terkandung dalam jumlah tertentu (Winarno, 1989).
Air yaitu zat gizi yang tidak dapat di
tinggalkan dalam kehidupan sehari-hari air digunakan dalam jumlah besar baik
dalam bahan makanan maupun tubuh manusia di bandingakan dengan zat gizi
lainnya. Berdasarkan tubuh hampir 70 % tubuh manusia terdiri dari air. Di dalam
bahan makanan, air merupakan komponen terpenting yang dapat mempengaruhi
kenampakan, tekstur, serta cita rasa makanan. (Winarno, 1989). Air untuk
industri pangan setidaknya harus memenuhi standard mutu yang di perlukan untuk
air minum pada kebutuhan sehari-hari. (Suharjo, 1980).
7.
Kemiri
Kemiri termasuk bumbu dapur
yang banyak dicari karena memberi manfaat bagi kehidupan selain untuk pelezat
masakan. Kemiri (Aleurites moluccana),
adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan sebagai menambah lezat masakan. Rempah putih berbentuk bulat
ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan bumbu. Tumbuhan ini masih
sekerabat dengan singkong dan termasuk dalam suku Euphorbiaceae. Dalam perdagangan antar negara dikenal
sebagai candleberry, Indian walnut, serta candlenut. Pohonnya disebut sebagai
varnish tree atau kukui nut tree. Kemiri memang sering digunakan dalam masakan
Indonesia dan Malaysia.
Buah kemiri (Aleurites moluccana) juga diyakini
berkhasiat mengobati buang air besar yang berdarah, diare, disentri, sakit
perut, sembelit, demam, sariawan, dan sakit gigi. Kemiri mengandung zat gizi
dan nongizi. Kandungan zat gizi mikro
yang terdapat dalam kemiri contohnya protein, lemak, dan karbohidrat. Zat
nongizi dalam kemiri misalnya saponin, falvonoida, dan polifenol. Mineral yang
dominan dalam kemiri adalah kalium, fosfor, magnesium, dan kalsium. Juga
terkandung zat besi, seng, tembaga, dan selenium, dalam jumlah sedikit. Protein
pada biji kemiri terdiri dari asam amino esensial maupun nonesensial. Fungsi
asam amino esensial antara lain untuk pertumbuhan karena asam amino terdapat di
semua jaringan dan membentuk protein dan antibodi. Asam amino nonesensial yang
menonjol pada kemiri, yaitu asam glutamat dan asam aspartat. Keberadaan asam
glutamat yang memberikan rasa nikmat ketika kemiri digunakan sebagai bumbu.
8.
Ketumbar
Ketumbar (Coriandum sativum)
merupakan rempah yang populer terutama daun dan bijinya (Williams et al.,
1996). Ketumbar merupakan salah satu jenis rempah-rempah yang sangat dikenal di
dunia. Aroma dan rasa ketumbar sangat khas dan melezatkan masakan, tetapi tidak
terlalu tajam di lidah. Selain sebagai bumbu, ketumbar juga dapat digunakan
sebagai komponen obat (Hadipoentyanti dan L.Udarno, 2002).
9.
Minyak
Goreng
Minyak Goreng merupakan medium pengorengan
bahan pangan dalam, pengorengan minyak berfungsi sebagai medium pengantar
panas, menambah citarasa gurih, meningkatkan nilai gizi dan kalori dalam bahan
pangan.
Sedangkan menurut Soetejo dan
Damayanti (2000) minyak goreng yang digunakan adalah minyak kelapa yang bermutu
baik dan kondisinya baru (Berwarna kuning jernih dan berbau tidak tengik) bila
minyak goreng yang digunakan berulang kali akan berpengaruh pada warna produk
(menjadi coklat), namun bila mengunakan minyak baru maka rasanya akan gurih dan
tidak akan menyebabkan rasa serah pada kerongkongan. Pada pengolahan bahan
pangan minyak goreng dapat berfungsi sebagai media pengantar panas menambaha
kalori menperbaiki tekstur serta cita rasa bahan pangan.
5.1.2.
Alat
Alat yang
digunakan untuk proses pembuatan beberapa jenis rempeyek antara lain;
1.
Blender
Blender ini berfungsi untuk
menghancurkan bumbu-bumbu sampai halus dan berbentuk bubur yang digunakan
sebagai bahan penyedap rasa dalam pembuatan rempeyek.
2. Nampam Plastik
Nampan plastik digunakan untuk
menapung beberapa bahan pengisi pempeyek yang telah dibersihkan dan bawah ke
ruang pengorengan dan juga bumbu-bumbu
yang telah blender halus dituangkan ke
nampan plastik.
3. Serok
Serok digunakan untuk
mengangkat dan meneteskan minyak atau mengentas hasil pengorengan beberapa
jenis rempeyek.
4. Baskom.
Beberapa baskom pelastik
dipersiapkan untuk mewadahi bahan baku serta untuk menampung tepung tapioka,
tepung beras dan bumbu yang telah diblender halus. Baskom digunakan untuk
mencampur adonan dalam proses pembuatan rempeyek.
Baskom yang digunakan terbuat dari plastik dan dibutuhkan sebanyak 2 atau 3
buah untuk kebutuhan tersebut.
5. Gayung
Gayung digunakan untuk
mengambil air untuk menakan volume bahan-bahan yang bersifat cair.
6. Cobek
Cobek digunakan sebagai alat
untuk menghancurkan bahan pengisi rempeyek termasuk kacang tanah.
7.
Irus Aluminium
Irus
aluminium digunakan sebagai alat untuk menakar dan menuang adonan rempeyek saat
mengoreng
8. Pisau dan Talenan
Alat ini digunakan untuk membersihkan
atau menguliti rimpang kunyit.
9. Kantong Plastik
Kantong plastik digunakan
untuk mengemas produk rempeyek siap jual. Gunakan plastik yang agak tebal agar
kuat dan tidak mudah bocor dan robek dan ukuran plastik sesuai dengan
kebutuhan.
10. Wajan
Wajan digunakan untuk
pengorengan adonan rempeyek yang telah siap untuk digorengkan, dan wajan juga
digunakan untuk keperluan lain untuk masak.
11. Elpiji
Elpiji adalah sebagai bahan
bakar yang mengatar panas untuk digunakan saat melakukan pengorengan.
12. Keranjang
Kebanyak petani menggunakan
keranjang sebagai alat untuk menampung hasil pertanian seperti buah, sayuran
dan bisa juga digunakan untuk menampung rumput untuk ternak sapi para petani.
Maka keranjang juga digunakan untuk menampung rempeyek yang telah digoreng.
Keranjang yang dilapisi dengan plastik untuk menampung rempeyek dan keripik
tempe ke ruangan pengemasan.
13.
Impulse sealer
Impulse sealer sebagai alat
untuk pengepren kemas plastik atau men-seal makanan snack yang di kemas dengan plastik. Men seal cocok untuk membungkus makanan ringan seperti
bermacam-macam kripik dan lain-lain. makanan akan terkemas dengan rapi dan aman
sehingga terhindar dari lembek
5.2.
Jenis
Rempeyek
Beberapa jenis rempeyek yang diolah oleh perusahan
Fauzi antara lain:
1.
Rempeyek
Kacang Tanah
Kacang tanah merupakan tanaman penting di Dunia
dan sebagai salah satu tanaman palawija yang telah lama dikenal serta
diusahakan oleh masyarakat. Bijinya banyak mengandung protein, lemak, dan
kandungan vitamin B sangat tinggi dan vitamin C, D dalam jumlah yang sedikit,
sehingga banyak digunakan sebagai bahan pangan bagi manusia, pakan ternak dan
bahan dagangan (Girisonta,1989). Kacang tanah digunakan sebagai bahan pengisi
dan penyedap pembuatan rempeyek menjadi renyah, gurih dan lebih kress.
2.
Rempeyek
Udang
Udang adalah binatang yang hidup
di perairan, khususnya sungai, laut, atau danau. Udang dapat
ditemukan di hampir semua genangan air yang berukuran besar baik air tawar, air payau, maupun
air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa ribu
meter di bawah permukaan. Sebelum pembuatan rempeyek bahan pengisi yaitu udang
harus dipanaskan atau dikukus dulu untuk menghilangkan bau dari udang dan udang
dikeringkan dengan sinar matahari hingga udang tersebut benar-benar kering.
Udang digunakan rempeyek sebagai bahan pengisi untuk untuk membuat rempeyek
menjadi renyah dan bisa dibuat akan menarik bila ditabukan bahan pengisi.
3.
Rempeyek
Ketumbar
Ketumbar umumnya digunakan dalam industri
makanan sebagai bumbu untuk produk daging, ikan dan
acar. Buah kering kuning memiliki aroma yang bagus dan rasa manis. Rasa pahit
sedikit dominan dengan rasa manis zat panas. Daun
Ketumbar menyerupai tanaman seledri dan rasanya
berbeda dari buahnya. Ketumbar juga digunakan sebagai bahan pengisi rempeyek
yang pertama kalinya di buat oleh Ibu Fauzi.
4.
Rempeyek
Kedelai
Kedelai adalah salah satu
tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu, dan tempe. Kacang kedelai, rebus sampai empuk dan buang kulit arinya. Untuk
pembuatan rempeyek biji kedelai sebagai bahan pengisi untuk untuk proses
pengorengan.
5.
Rempeyek
Kacang Panjang
Kacang panjang merupakan tumbuhan yang
dijadikan sayur atau lalapan. Ia tumbuh dengan cara memanjat atau melilit. Bagian yang dijadikan sayur
atau lalapan adalah buah yang masih muda dan serat-seratnya masih lunak, kacang
panjang ini mudah didapati di kawasan panas di Asia. Kacang panjang dikupas dan
ambil biji atau sisinya untuk direbuss sampai matang dan dikeringkan dengan
sinar matahari untuk menurungkan kadar air yang masih tinggi. Bahan tersebut
sudah kering dan proses selanjutnya untuk sebagai bahan pengisi proses
pembuatan rempeyek.
5.3. Proses Pembuatan Rempeyek
5.3.1.
Pemilihan Bahan Baku
Bahan baku merupakan faktor yang menentukkan dalam
proses produksi atau proses pembuatan bahan makanan. Jika bahan baku yang
digunakan mutunya baik maka diharapkan produk yang dihasilkan juga berkualitas.
Evaluasi mutu dilakuakan untuk menjaga agar bahan yang digunakan dapat sesuai
dengan syarat mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan, sehingga dihasilkan
produk yang sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan (Kamarijani, 1983).
Bahan baku yang dipilih untuk pengisi pembuatan rempeyek
harus benar-benar kering dan disebabkan tingkat kematangan biji kacang tanah, kacang ijo, kedelai, ketumbar, dan lain-lain, yang tidak seragam saat
pemetikan (Puratos, 2004).
5.3.2.
Pembersihan
Sortasi
dilakukan untuk memilih bahan yang sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan, proses ini dilakukan secara manual, pembersihan dilakukan untuk
menghilangkan kotoran yang menempel selama pemanenan (Rukmana, 1995). Bahan
pengisi rempeyek harus dibersihkan kotoran-kotoran yang masih tercampur dan bahan yang cacat, kisut, busuk,
berjamur atau kerdil harus dipisahkan dan disingkirkan.
5.3.3.
Penimbangan
Semua bahan ditimbang sesuai
dengan formula. Penimbangan bahan harus dilakukan dengan benar agar tidak
terjadi kesalahan dalam penggunaan jumlah bahan. Bahan pengisi, garam, dan
bahan tambahan makanan merupakan bahan yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit,
tetapi sangat penting agar dihasilkan rempeyek yang berkualitas baik sehingga
harus diukur dengan teliti. Dalam penimbangan, sebaiknya tidak menggunakan
sendok atau cangkir sebagai takaran (Mujajanto, 2004).
5.3.4.
Persiapan Bumbu
Bumbu adalah suatu bahan untuk mempertinggi aroma makanan
tanpa mengubah aroma bahan alami. Pengaroma adalah suatu bahan
untuk menambah aroma baru pada pada makanan,
yang dapat mengubah aroma asli. Pengaroma merupakan gabungan antara rasa dan
bau. Bumbu yang digunakan dijadikan satu untuk digilas atau dihaluskan
menggunakan blender sampai halus seperti bubur.
5.3.5.
Persiapan
Bahan Pengisi
Sebelum
adonan digoreng beberapa jenis bahan pengisi pembuatan rempeyek harus disiapkan
sebelum proses pengorengan. Bahan pengisi rempeyek digunakan sebagai bahan
pembantu dalam pembuatan berbagai jenis rempeyek untuk meningkatkan cita rasa
dan variasi produk yang dihasilkan. Bahan pengisi yang digunakan dalam
pembuatan rempeyek antara lain kedelai, kacang hijau, udang, ketumbar, kacang
tanah. Semua bahan kemudian dicampur dengan adonan, baru kemudian digoreng
(Puratos, 2004).
5.3.6.
Pencampuran (Mixing)
Proses
selanjutnya adalah pencampuran tepung beras, tepung kanji/tepung tapioka dengan
air tujuannya agar membuat adonan tercampur dengan rata. Tambahkan bumbu-bumbu yang terdiri dari bawang putuih,
kunyit, kemiri, ketumbar dan daun jeruk parut,
dibersihkan lalu dihancurkan sampai halus. Bumbu-bumbu tersebut
dicampurkann dengan bahan-bahan untuk membuat adonan rempeyek. Bahan dan bumbu
yang telah di campur dan membuat seperti bubur yang mengetal dan tambahkan
garam sambil di aduk sampai merata sebagai adonan rempeyek bertujuan untuk
meningkatkan dan memodifikasi flavor. Selain itu bumbu juga dapat berfungsi
sebagai pengawet. Beberapa bumbu mempunyai sifat sebagai antioksidan, sehingga
dapat menghambat perkembangan ransiditas (Urbain, 1971; Forest et al., 1975
dalam Soeparno, 1992). Bumbu yang digunakan dalam pembuatan rempeyek adalah
bawang putih, kemiri, daun jeruk nipis, garam dan santan kelapa (Sutrisniati et
al., 1995).
5.3.7.
Pengorengan
Minyak yang digunakan untuk mengoreng
berfungsi sebagai medium pindah panas dan menberihkan flavor (perpaduan rasa
dan aroma) tertentu pada produk akhir.
Menurut Fellows (1990) penggorengan merupakan suatu unit operasi yang
digunakan untuk mengubah eating quality suatu makanan. Penggorengan juga
mempunyai efek preservatif yaitu dengan adanya destruksi termal organisme dan
enzim, pengurangan Aw pada permukaan makanan atau seluruh bagian permukaan
makanan. Proses utama yang terjadi selama penggorengan adalah perpindahan panas
dan massa, dengan minyak yang berfungsi sebagai media penghantar panas
(Moreira, 1999). Panas yang diterima bahan akan dipergunakan untuk berbagai
keperluan antara lain untuk penguapan air, gelatinisasi pati, denaturasi
protein, pencokelatan dan karamelisasi.
5.3.8.
Pengemasan
Pengemasan merupakan suatu tempat atau
wadah yang digunakan untuk mengemas suatu produk, yang telah dilengkapi dengan
tulisan, label dan keterangan lain yang menjelaskan isi, kegunaan lain –
lainnya yang dirasa perlu disampaikan kepada para konsumen. Pengemsan disebut
juga pembungkusan, wadah atau pengepak yang mempunyai peranan penting didalam
pangawetan bahan pangan. Rempeyek ketumbar dapat dikemas dalam kemasan kantong
plastik dengan ukuran 115 gram yang dilengkapi labelnya.
![]() |
Gambar 1. Persiapan Bumbu Untuk Jenis Rempeyek
![]() |
Gambar 2. Diagram alir proses pembuatan jenis
rempeyek
6.1. Kesimpulan
Rempeyek adalah makanan rakyat yang berbahan
dasar tepung tapioka dan tepung beras..Rempeyek adalah makanan ringan yang
banyak jenisnya tergantung darimana rempeyek itu berasal. Dalam proses pembuatan jenis rempeyek
yaitu rempeyek kacang tanah, kacang panjang, udang, kedelai, dan ketumbar untuk
dapat menambah variasi dari pengolahan rempeyek yang bisanya hanya dikenal
rempeyek dari kacang tanah dan ikan teri. Tepung tapioca dan tepung beras yang
cocok dalam pembuatan jenis rempeyek.
6.2. Saran
Dalam proses pembuatan
beberapa jenis rempeyek akan perlu diketahui karateristik dari bahan (tepung
yang digunakan) yang cocok untuk pembuatan rempeyek tersebut karena jika bahan
yang digunakan tidak cocok maka akan menghasilkan remepeyek yang jelek
kualitasnya baik warna, tekstur serta rasanya.
|
Astawan,
made. 2006. Membuat Mie Dan Bihun. Penebar Swadaya. Jakarta.
Assauri, S
1980. Manajemen Produksi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas.
Jakarta
Ayi. 2008.
pembuat rempeyek yang di pasarkan di
pasar, dan menerima pesanan. Desa. Wanasari Kec. Wanaraja Kab. Garut.
Barbosa-Canovas. G.V. dan
Vega-Mercado. H. (1996). “Dehydration of Foods”, Chapman & Hall,
London.
Buckle, K.A. R.A.Edward,
G.H.Fleet and Wootton., 1987. Ilmu Pangan.
Penerjemah H. Purnomo dan Adiono, UI-Pree, Jakarta.
Budi
Santosa. 1988. Bawang Putih.
Kanisius, Yogyakarta
Desrosier. Norman W. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan.
Universitas Brawijaya Malang.
Ernawati,
2003. Pembuatan Patilo Ubi Kayu (Kajian
Proporsi Campuran Tepung tapioka Dengan Ampas Ubi Kayu Peram Dan Tepung Beras
Kentan Serta Konsentrasi Kuning Telur Terhadap Sifat Fisik, Kimia, Dan
Organoleptik). Publikasi Ilmiah. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian.
Universitas Brawijaya. Malang.
Fellow.
J.J. 1990. Food Processing Technology, Principle and Practise. Ellis
Horwood. London.
Hadipoentyanti. E. dan L.,
Udarno, 2002. Karakteristik plasma nutfah
ketumbar (Coriandrum sativum L.). Prosiding Simposium Nasional II
Tumbuhan Obat dan Aromatik. hal. 357-361.
Herlina,
L. 1999. Peran Tepung Kedelai, Tahu dan Variasi Pengenceran Tepung Adonan Tempe
Chips Dalam Upaya Pengurangan Absorbsi Minyak Goreng. Skripsi. Fakultas
Pertanian UNSOED, Purwokerto. (Tidak dipublikasikan).
Indarto,
1999. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan I. Liberty. Yogyakarta.
Moreira.
R. 1999. Deep Fat Frying, Fundamental and Aplications. Aspen Publishers
Inc. Gaithersburg Maryland.
Rukhmana.
1995. Aneka Olahan Limbah : Tanaman Pisang, Jambu Mete, Rosella. Jogjakarta
: Kanisius
Rukmana. R. 2002. pengeringan energi sinar matahari .
Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Suharjo.
L.J. 1980. Pangan, Gizi dan pertanian.
(Terjemahan). UI. Press. Jakarta.
|
Sutrisniati,
D; D. Mahdar; H. Wiriano dan I.N. Ridwan. 1995. Pengaruh pencampuran tepung dan penambahan carboxy methyl cellulose
(CMC) pada pembuatan tepung campuran siap pakai untuk produk gorengan. Jurnal Warta IHP. 12(1-2):1-4.
Syamsiah dan Tajudin. 2003.
Khasiat & Manfaat Bawang Putih: Raja Antibiotik Alam. Jakarta : PT
Agro Media Pustaka.
Tjokroadikoesoemo.
P. S. 1993. HFS dan Industri Ubi kayu
lainnya. Gramedia. Jakarta.
Trubus.
2010. Herbal Indonesia Berkhasiat : Bukti Ilmiah dan Cara Racik.
Jakarta : Trubus
Tursilawati,
R.A. 1999. Pengurangan Absorbsi Minyak Pada Pembuatan Tempe Chip : Pengaruh
Penggunaan Carboxy Methyl Cellulose (CMC) dan Pengenceran Adonan Tepung
Pelapis. Skripsi. Fakultas Pertanian UNSOED. Purwokerto. (Tidak
dipublikasikan).
Weiss. T.J. 1983. Food
Oils and Their Uses. The AVI Publishing Co.,Inc. Westport. Connecticut.
Williams. C.N., J.O. Uzo
dan W.T.H. Peregrine. 1996. Produksi Sayuran di Daerah Tropika. UGM
University Press. Yogyakarta.
Winarno, 1989. Kimia Pangan dan Gizi.
Gramedia. Jakarta
Winarno. F.G. 1992. Kimia Pangan dan
Gizi. PT. Gramedia. Jakarta.
DAFTAR LAMPIRAN
|
Lampiran 1. Cara Kerja Pembuatan Jenis
Rempeyek
Proses pembuatan jenis-jenis rempeyek adalah:
1.
Bumbu rempeyek yaitu bawang putih,
ketumbar, kemiri, kunyit diblender sampai halus seperti bubur.
2.
Campurkan bumbu halus tersebut masukkan
ke dalam campuran tepung tapioka, tepung beras, tambahkan air dan garam
secukupnya
3.
Kemudian aduk sampai rata dan menjadi
adonan
4.
Panaskan minyak goreng di atas api sedang
(selalu gunakan wajan yang hanya untuk menggoreng/tidak memasak masakan lain,
supaya rempeyek tidak lengket di wajan)
5.
Ambil adonan tepung semangkuk, beri bahan
pengisi kacang tanah, udang, kacang panjang, kedelai, dan ketumbar.
6.
Goreng sesendok-sesendok adonan di pinggir wajan
dan ketika setengah kering, dengan sotil masukkan ke dalam minyak atau adonan
di pinggir wajan lalu siram dengan minyak hingga adonan terlepas
7.
Ulangi lagi semangkuk adonan berikutnya sampai
adonan habis (jika bahan pengisi dan adonan langsung dijadikan satu, bahan
pengisi akan mekar dan terlalu basah sehingga tidak cepat kering saat
digoreng).
8.
Biarkan rempeyek sampai kuning kecoklatan,
9.
Angkat, tiriskan, setelah dingin masukkan
kedalam keranjang bawah ke ruangan pengemasan.
Lampiran 2. Dokumentasi Praktek Kerja Lapang
![]() |
a. Bumbu Halus Telah
Disiapkan
![]() |
b. Campuran
Tepung Tapioka, Tepung Beras Dan Bumbu


c. Aduk Hingga Menjadi Adonan Atau
Bubur
![]() |
|
![]() |

d. Persiapan Bahan Pengisi Dan Minyak Goreng Dipanaskan Sebelum Rempeyek
Digoreng
![]() |

e. Pengorengan Rempeyek dan Dibiarkan Sampai Kuning Kecoklatan


f. Rempeyek Telah Diangkat Dan Didinginkan




g. Dikemas dan Pengepresan


h. Jenis Rempeyek Siap Dipisarkan







Saya akan mencadangkan sesiapa yang mencari Pinjaman Perniagaan untuk Le_Meridian mereka membantu saya dengan pinjaman Empat Juta USD untuk memulakan perniagaan Quilting saya dan ia adalah pantas Apabila mendapatkan pinjaman dari mereka itu mengejutkan betapa mudahnya mereka bekerja. Mereka boleh membiayai sehingga $ 500,000.000.00 (Lima Hundred Million Dolar) di mana-mana rantau di dunia selagi ada 1.9% ROI boleh dijamin pada projek-projek.Prosesnya cepat dan terjamin. Ia pastinya pengalaman yang positif.Buat penipu di sini dan hubungi Perkhidmatan Pembiayaan Le_Meridian. lfdsloans@lemeridianfds.com / lfdsloans@outlook.com. WhatsApp ... + 19893943740. jika anda mencari pinjaman perniagaan.
BalasHapusAussie casino bonus codes 2021 - Dr.MCD
BalasHapusAre casino bonuses legit? — Are casino bonuses legit? The above three are available 강릉 출장안마 to all players. These bonuses are the largest Do I have casino bonuses 상주 출장마사지 to use?What are the latest online 서귀포 출장샵 casino 경상남도 출장마사지 bonus 안산 출장샵 codes?